Profil

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Selamat Datang Di Blog Seuntai Kenangan

Rabu, 25 Juli 2007

Bagiku Sangat Luar Biasa. (1/2)

Sejarah ini terjadi pada tanggal atau angka yang berurutan walaupun berbeda bulan dan tahun kejadiannya, dan ini hanya sesuatu yang kebetulan saja tidak ada maksud lain dibalik semua itu. Sejarah hidup itu terjadi pada tanggal atau angka 23, 25, 26 dan 27. Berikut ini kisahnya.

Jika mengingat tangal 25, maka terinat pula masa lalu yang merupakan rangkaian sejarah besar dalam hidup saya. 25 Februari 2006 tepatnya merupakan titik awal dimana seorang hamba melengkapi setengah dari agamanya.

Nur Amaliah, ya nama itu saya kenal sehari menjelang dilangsungkannya sebuah prosesi yang sakral dimana sesuatu yang haram menjadi halal, dan sesuatu yang sangat menegangkan karena hal ini pertama dalam hidup. Pemilik nama itulah yang sekarang menjadi tempat untuk berbagi kebahgiaan, tempat saling memberikan dukungan dan semangat. Ya dengan pemilik nama itulah saya mencoba mengarungi bahtra kehidupan dalam rangka melaksanakan salah satu sunah Rasululah.

Nama itu saya kenal tangal 24 Februari 2006 persisnya setelah shalat Ashar, dan besok paginya tanggal 25 Februari 2006 jam 8.00 prosesi sakral itu dilangsungkan di sebuah mesjid. Yang sangat luar biasa bagi saya adalah bagaimana hal itu bisa terjadi sedangkan saya belum pernah melihatnya, mengenalnya, apalagi mengetahui sifat dan karakternya. Bahkan sehari setelah prosesi itu saya belum melihatnya, dan hari berikutnya barulah pertemuan itupun terjadi. Walaupun semua itu memang sangat luar biasa, namun saya sudah terlalu yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik buat saya. Salah satu ayat yang tertanam dalam hati ini dan tentunya saya yakini kebenarannya yaitu:

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.

Selain itu juga saya sangat terkesan dengan beberapa guru ngaji saya bahwa dia menikahi istrinya itu tidak melalui prosesi pacaran. Jadi seminggu setelah menikah bahkan ada yang sampai satu bulan dia baru mersakan bagaimana itu nikmatnya malam pertama (ehh malam ke tiga puluh kali hehehe..). Jadi dia “berpacaran” dengan istrinya itu setelah menjalani akad nikah. Ketika saya mendengar semua cerita itu sepintas dalam hati kecil saya mengatakan betapa indahnya menikah seperti itu yaitu tanpa diawali pacaran sebelumnya dan saya juga ingin sepertinya (saat itu tajun 1996 saya baru lulus SMP).

Mungkin disaat itulah Allah menctat niat baik saya itu hingga akhirnya kesampaian juga pernikahan yang luar biasa dan tentunya sangat tidak wajar jika hal itu dibandingkan dengan kebanyakan pemuda sekarang. Bahkan kalau kita mengamati atau memperhatikan atau mungkin pernah mendengar bahwa lebih lama dia berpacaran dibandingkan usia pernikahannya itu sendiri. Pada masa pacaran bisa mencapai 2 tahun bahkan ada 5 tahun tetapi setelah menikah ia hanya mampu mempertahankan bahtera rumahtangganya hanya hitungan bulan saja atau seusia umur jagung.

Terlepas dari itu semua saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan yang terbaik buat hidup saya, keluarga dan semoga kami sekelurga dapat memberikan yang terbaik pula buat agama Mu Ya Allah. Amin Ya Robbal ‘Alamin. * Admin Seuntai Kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar